Wednesday 13 April 2011

'DS' Dalam Arti Lain

Beberapa hari yang lalu, Aku dan sebut saja Retno sedang belajar di kelas seperti biasa seperti teman-teman lainnya, dan seperti teman-teman lainnya juga Aku dan Retno ngobrol yang sepertinya (sedikit) terarah dari obrolan biasanya.

Aku: " aku agak takut beli DS (perangkat permainan) "

Retno:"lah?"

Aku:" Aku takut DS palsu"

Retno:" emang ada gitu?"

Aku:" iya, bukan palsu juga. maksudnya DS yang di rekondisi, jadi misalnya DS kamu dijual. Terus bagian yang rusak (nunjuk leher DS Retno yang memang sudah tidak ada harapan ^.^v) sama mas-masnya di benerin gitu."

Retno:" emang bisa ya?"

Aku:" bisa dong, tapi mas-mas-nya nggak jual DS kamu sebagai DS second, tapi DS kamu dikemas lagi seperti baru. kan serem juga, kalau ternyata DS yang katanya BARU ternyata pas baru dibuka udah longgar lagi lehernya "

Retno:" bukan, maksud aku emang bisa dibenerin itu ? (nunjuk leher DS Retno yang memang sudah tidak ada harapan ^.^v) "

Aku:" kan pura-puranya No, *jedukin kepala* "

Retno:" biar dipercaya belinya di tempat gamespot aja. agak mahal tapi terjamin "

Aku:" iya, cuman serem aja. Aku kira DS yang pertama banget mirip sama DSlite loh taunya beda"

Retno:" iya, dia lebih mirip ke GBA kakaknya."

Aku:" bentuknya juga masih kayak robot 70-an"

Retno:" aku kira aku bisa benerin ini (nunjuk leher DS Retno yang memang sudah tidak ada harapan ^.^v)"

Aku:" kalau mau nge-check palsu atau nggaknya, hal yang paling gampang diliat tuh chasing-nya. yang asli tuh chasingnya polos; nggak ada gambar-gambar kaya pokemon atau mario bros."

Retno:" ternyata pas beli DS-nya terbuat dari batu "

Aku:" namanya Nintendo DUAL STONE"

Aku sama Retno ketawa, ngebayangin gimana bentuknya si Dual Stone; besar, berat, stylus-nya terbuat dari ranting pohon, terus layarnya kaca yang nggak rata permukaannya, gamenya mario bros spesial jaman prasejarah. Kayaknya itu DS jaman Flinstone.

2 comments: