Sunday 6 March 2011

Pilih yang Benar, Dufan Atau Dupan.

kemarin, tepatnya tanggal 5 maret 2011 aku pergi ke Dufan. Aku pergi bareng temen-temen satu sekolahan, dari kelas 7 sampai kelas 9. Nggak peduli lagi itu hari libur dan aku tau kalau pergi ke Dufan di hari libur itu sama dengan pergi ke gurun pasir luas di antah-berantah, yang penting L-I-B-U-R-A-N. Apalagi (mungkin) ini liburan terakhir bareng temen-temen kelas 9.

Dimulai dari jam 4 pagi, aku bangun dan berusaha duduk di tempat tidur. Pas aku liat jam menunjukan angka 4, aku tidur lagi sampai ada seseorang yang mengetuk pintu kamar aku dengan kerasnya. Aku siap-siap ke sekolah. Siap dengan seragam 'bebas' aku buka pintu depan dengan penuh tenaga "klek-klek, jeger" pas aku liat ternyata keadaan di luar gelap banget, sampai lampu jalan aja mati karena ini udah pagi tapi mataharinya belum ada, jadilah gelap gulita.

Singkatnya, aku sampai di sekolah dengan semangat '45. Keadaan sekolah juga masih gelap dan ternyata yang katanya harus ngumpul jam 05.30 ternyata 05.30 itu berangkat dari rumahnya, soalnya sekolah masih sangat sepi dari temen-temen yang mau ke dufan. Sampai setengah jam kemudian datanglah satu-satu peserta dan semuanya dikumpulin di depan sekolah kaya mau perang benteng takesi; peserta di kumpulkan di depan benteng takesi yang mau di serang pake pistol air warna-warni.

Setelah akhirnya semuanya kumpul dan mendapatkan pencerahan tentang Dupan (guru-guru yang memberi pengarahan bilangnya Dupan) dan juga mendapatkan LKS, satu-satu temen-temen dipindah ke bis masing masing. kebetulan aku dapet bis 10, aku langsung duduk asal; dimana aja asalkan dapet tempat duduk. Bisnya enak, ada Ac, Tv (yang ternyata nggak bisa nyala), tempat duduknya empuk, cuman jarak antara kursi dan langit-langit di atas kursi yang ada AC-nya deket banget. Hasilnya aku sering kejeduk langit-langit yang malang tersebut.
"nis" Ami manggil.
"apaan?" aku jawab dari tempat duduk
"pindah ke sini" Ami nyuruh
"iya" sambil berdiri semangat
"CENTUNG!!!" aku kejeduk keras banget

sambil megang kepala aku pindah ke tempat duduk yang Ami suruh.
"ganis" nggak berapa lama Ami manggil lagi
"apa?" aku jawab masigh sambil megang kepala.
"pindah ke sini" Ami nyuruh lagi
"iya" berdiri lagi
"CENTUNG!!" aku kejeduk lagi.

sambil megang kepala dengan dua tangan, aku pindah ketempat yang Ami suruh.
Akhirnya aku bisa duduk dengan tenang.

Aku duduk sama Retno, di depan aku ada Ami dan Echa, dibelakang aku ada Michael, sama Deqi. intinya, aku dikeliling sama jombi-jombi yang haus akan kesenangan.
Berangkatlah kita semua ke Jakarta. Entah mengapa aku seneng banget nunjuk sesuatu yang (setidaknya menurut aku) aneh di jalan; papan reklame, rumah, cat dinding, pohon, atap, segalanya ayang aku bilang aneh.
"eh, itu liat konsep atapnya lucu banget, keren" sambil nunjuk aku bilang itu.
"nggk nis biasa aja" Retno menanggapi.
"eh, itu rumahnya seragam, warnanya aja yang beda" kata aku sambil nunjuk
"nis, biasa aja" Retno menganggapi lagi
"eh, itu liat gedungnya tinggi banget" kata aku sambil nunjuk
"masih tinggian gedung di jakarta nis" Retno menanggapi lagi.

setelah aku pikir-pikir, aku kaya nggak pernah keluar dari rumah. atau setidaknya aku mirip Flinstone yang tersesat di masa depan. atau yang lebih parah aku kaya Frakenstein yang baru lahir.
perjalanan kira-kira 2 jam lebih sedikit, setelah aku bosen nunjuk-nunjuk papan reklame yang (sekali lagi menurutku) aneh-aneh, di tol menuju Jakarta nggak ada yang aneh-aneh lagi. Sampai akhirnya aku sampai ke Dufan.

nggak lama, pak guru memberi pengarahan
"yak, anak-anak perhatikan sebentar. Sekarang kita sudah sampai di Dupan, anak-anak jangan dulu turun dari bis, tunggu sampai nanti anak-anak akan diberikan tiket. JANGAN SAMPAI HILANG, tiket tersebut adalah tiket untuk ke GSA dan ke Dupan. Kalau sampai tiket itu hilang, kalian tidak bisa masuk ke DUPAN! Jadi sekali lagi TIKET JANGAN SAMPAI HILANG! mengerti?!"

"iya pak" temen-temen ngejawab serentak.

nggak lama, si Irsan temen aku mengulang apa yang dibilang sama bapa guru tadi. Dengan gaya dia
"teman-teman, inget nanti jangan dulu turun dari bis. Kita mau dikasih tiket buat masuk ke GSA sama Dufan, nanti kalau nggak dapet tiket ngga bisa masuk loh~ (nada 'loh~' sama kaya nada 'loh~' di iklan entah apa yang si naratornya bilang 'asli loh~') "

temen-temen ketawa.
setelah akhirnya temen-temen dan aku diberikan tiket, akhirnya kita turun dari bis menuju GSA alias Gelanggang Samudra Ancol.

aku ada satu pertanyaan yang terngiang-ngiang di kepala aku adalah satu
jadi, sebenarnya yang bener itu Dupan, atau Dufan?

Bersambung.

No comments:

Post a Comment